5 Kecelakaan F1 Paling Tragis Sepanjang Masa

Selasa, 18 Oktober 2016

1. Bruce McLaren (1970)


Meskipun ia tidak pernah memenangkan gelar juara dunia Formula Satu, Pembalap asal Selandia Baru Bruce McLaren adalah pembalap yang legendaris. Dalam 100 ajang balap di karir balapnyanya, McLaren menang empat kali dan selesai di podium sebanyak 27 kali, dan ia menjadi juara kedua dalam klasemen pada tahun 1960.

Ia mendirikan Bruce McLaren Motor Racing Ltd pada tahun 1963, tim yang eksis sekarang dan dikenal sebagai tim balap McLaren. Pada tahun 1966, McLaren dan co-pilot Chris Amon memenangkan 24 Hours at Le Mans event, dan pada tahun 1969 driver McLaren menyapu bersih seri Can-Am, memenangkan 11 dari 11 race.

McLaren meninggal pada tahun 1970, ketika Can-Am mobilnya jatuh di Goodwood Circuit di Inggris, selama pengujian berjalan pada mobilnya. McLaren Racing kemudian menganggap, tanpa peran pendirinya, tim yang kini berbasis di Inggris kemungkinan tidak akan berkembang menjadi pusat kekuatan yang dominan seperti sekarang. 

2. Ayrton Senna (1994)


Kematian Ayrton Senna merupakan salah satu peristiwa paling ikonik di GP San Marino yang sesuai tradisi digelar di Sirkuit Imola. Kejadian kecelakan yang berujung maut bagi Senna adalah kejadian kedua yang mengakibatkan salah satu pembalap meninggal setelah mengalami kecelakaan yang cukup hebat. 

Kecelakaan maut itu terjadi pada tahun 1994. Berawal di awal lap ke-5, ketika Ayrton Senna memimpin diatas mobil Williams-Renault. Mobil yang dia kemudikan nampak canggung di lintasan. Pada awal lap kelima mobil Senna keluar trek saat ia memasuki tikungan Tamburello dan menabrak pembatas.   Sekitar 10 detik usai kecelakaan terjadi, bendera merah berkibar dan balapan dihentikan.

Para marshall mulai memasuki lokasi kejadian untuk memeriksa keadaan Senna. Tim medis F1 yang dipimpin Professor Sid Watkins kemudian memeriksa Senna yang tak kunjung siuman. Akhirnya untuk penanganan lebih lanjut Senna dibawa ke rumah sakit terdekat di Maggiore, Bologna. Dua jam usai lomba berakhir (yang dimenangkan oleh Michael Schumacher), dokter di RS. Maggiore mengumumkan bahwa Ayrton Senna telah tewas. 

Diagnosa dokter, Senna mengalami pendarahan hebat di kepala akibat benturan. Namun perlu diketahui, sehari setelahnya, pembalap dari Austria, Roland Ratzenberger, meninggal karena kecelakaan serupa di babak kualifikasi, dan menjadikan GP San Marino 1994 balapan paling kelam dalam sejarah F1.

3. Roland Ratzenberger (1994)


Roland Ratzenberger meninggal di Sirkuit Imola, 1994. Ratzenberger mendefinisikan istilah “up-and-comer”, pada tahun 1994 ketika dia menandatangani kontrak lima balapan dengan upstart Simtek racing, dan selesai di Sirkuit TI di Jepang.

Ratzenberger tewas saat menjalankan kualifikasi jelang GP San Marino. Dia telah mengalami kerusakan mobil pada putaran sebelumnya dan berusaha untuk mengamankan posisi terakhir, ketika tekanan angin yang disebabkan oleh kecepatan yang tinggi merobek sayap mobil. Sayap meluncur di bawah mobil, yang gagal membuat sudut dan menabrak dinding pada kecepatan 313 km/jam.

Pemakaman Ratzenberger dihadiri oleh Presiden Formula Satu Max Mosley, yang kemudian berkomentar bahwa "Roland telah dilupakan. Jadi aku pergi ke pemakaman karena orang lain telah pergi ke pemakaman Senna. Saya pikir itu adalah hal penting bahwa orang datang ke pemakamannya," kata Mosley pada saat itu. 

4. Mark Donohue (1975)


Pembalap berjuluk "Kapten Nice" Mark Donohue mungkin paling dikenal karena Can-Am Championship 1973, di mana ia memenangkan semua lomba kecuali satu balapan selama musim itu dan memperoleh julukan lain yakni “The Can-Am Killer”. 

Sebelumnya, Donohue telah memenangkan Indianapolis 500 (1972), menang di Riverside di NASCAR dan bersaing untuk Penske Racing Formula Satu. Donohue juga juara pertama dari seri IROC sekarang sudah tidak ada lagi, yang mengadu dua pembalap terbesar di dunia terhadap satu sama lain pada istilah yang sama untuk melihat siapa yang akan menang.

Donohue meninggal karena pendarahan setelah kecelakaan di Austria pada 1975. Saat itu kegagalan ban membuatnya meluncur ke pagar pembatas, di mana kepalanya menghantam papan reklame. 

Donohue dikenal untuk karena berhasil pada setting mobil ke atas dirinya sendiri dan mendorong mereka untuk batas mutlak, dan tak lama sebelum kematiannya ia membuat rekor kecepatan darat di Talladega Superspeedway Alabama.

5. Jules Bianchi (2014-2015)


Setelah menjalani perawatan intensif selama sembilan bulan akibat kecelakaan di Suzuka, pembalap Marussia, Jules Bianchi pada Sabtu (18/7/2015) Wib dinyatakan meninggal dunia.

Kabar meninggalnya Jules diketahui publik setelah laman fanpage Facebook sang pembalap mengunggah pernyataan resmi dari pihak keluarga. Bleacher Report kemudian melansir pernyataan itu. (Baca juga : Kalimat Terakhir Bianchi Sebelum Kecelakaan Maut)

Jules meninggal di Centre Hospitalier Universitaire, Nice, Paris pada Sabtu (18/7/2015) atau Jumat (17/7) waktu setempat. Di rumah sakit tersebut, pembalap Prancis kelahiran 3 Agustus 1989 menjalani perawatan intensif di bagian kepala setelah dia terlibat kecekalaan di seri GP Jepang di Sirkuit Suzuka, Oktober 2014 lalu.

Saat insiden terjadi, mobil yang dikemudikan bianchi keluar jalur dan menabrak crane yang sedang mengevakuasi mobil Adrian Suttil. Kondisi lintasan saat itu basah akibat hujan.